Selasa, 29 April 2014

Menelisik Ideologi IMM

Posted by Unknown at 01.41.00

Menurut Frans Magnis Suseno, ideologi merupakan keseluruhan sistem berfikir, nilai-nilai dan sikap dasar rohaniah sebuah gerakan, kelompok sosial atau individu. Ideologi dapat dimengerti sebagai suatu sistem penjelasan tentang eksistensi suatu kelompok sosial, sejarahnya dan proyeksinya ke masa depan. Ideologi dalam pengertian yang paling umum dan paling dangkal biasanya diartikan sebagai istilah mengenai sistem nilai, ide, moralitas, interpretasi dunia dan lainnya.Jadi ideologi adalah ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu. Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Lain halnya dengan Antonio Gramsci, menurutnya ideologi lebih dari sekedar sistem ide. Bagi Gramsci, ideologi secara historis memiliki keabsahan yang bersifat psikologis. Artinya ideologi “mengatur” manusia dan memberikan tempat bagi manusia untuk bergerak, mendapatkan kesadaran akan posisi mereka, perjuangan mereka dan sebagainya. Dari sinilah terlihat betapa ideologi merupakan perangkat mendasar dan merupakan salah satu unsur yang akan mewarnai aktivitas dan sangat berpengaruh terhadap perilaku kehidupan sosial.

Di dalam IMM sendiri ada Pendekatan Teologis, sebagai Basis Ideologinya. Pemikiran teologi dalam ideologi IMM bersumber dari ajaran Aqidah yang dijelaskan dalam Al Qur’an dengan inti kepercayaan pengesaan Tuhan (Tauhid) dan pengakuan atas kerasulan Muhammmad. Dalam muqadimah Anggaran dasar IMM tertera bahwa sesungguhnya Islam adalah satu-satunya agama tauhid yang haq di sisi Allah dengan berprinsip pada aqidah tauhid dan membawa misi sebagai hudan rahmatan lil’alamin (petunjuk dan rahmat bagi sekalian alam). Oleh sebab itu, Islam harus ditegakkan dan dilaksanakan dalam kehidupan bersama di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut merupakan sunnatullah bagi manusia, khususnya umat Islam sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya di muka bumi ini.
Dalam tataran konseptual, sebenarnya IMM memiliki sebuah konsep yang komprehensif. Trilogi (Iman-Ilmu-Amal) yang kemudian juga berkaitan dengan Trilogi lahan garapan (Keagamaan-Kemasyarakatan-Kemahasiswaan) dan juga trikompetensi dasar  (Spiritualitas-Intelektualitas-Humamitas).
Sifat dari trilogi merupakan kesatuan yang integral, dimana satu sama lain tidak dapat dipisahkan tetapi dapat dibedakan. Karena ketiganya merupakan cerminan dari realitas pada diri ikatan.
Munculnya trilogi ikatan merupakan pengambilan intisari dalam deklarasi ikatan pada waktu muktamar IMM di Solo.  Pemaknaan yang tertera pada trilogi ingin dijadikan spirit atau sesuatu yang harus dimiliki ikatan. Dan interpretasinya tertuang dalam trilogi; keagamaan, kemahasiswaan, dan kemasyarakatan. Interpretasi tersebut membuat keagamaan menjadi religiusitas, kemahasiswaan menjadi intelektualitas, dan kemasyarakatan menjadi humanitas. Jadi ketiga unsur ini, menjadikan IMM di mata kader dan pergerakan lain memiliki ciri khas tersendiri.
Menurut buku yang saya baca (manifesto gerakan intelektual profetik) dijelaskan bahwa faktor eksternal (ideologi) yang melatar belakangi berdirinya ikatan berkaitan dengan kondisi sosio-historis atau realitas polarisasi ideologi yang beragam, bahkan adanya upaya pemerintah dan pihak-pihak tertentu membentuk Nasakom sebagai wadah pengembangan ideologi. Meminjam kalimat Kuntowidjoyo bahwa kesadaran yang menjadi kerangka berfikir ikatan adalah kesadaran ideologi bukan kesadaran ilmu, sehingga pemahaman Islam pada saat itu, tidak untuk melakukan objektifikasi terhadap Islam, tetapi Islam sebagai ideologi.
Namun sejatinya IMM adalah anak dari Muhammadiyah, maka ideologi IMM pun akan merujuk kepada ideologi Muhammadiyah. Dengan Al-quran dan Sunnah sebagai sumber ajarannya, AD/ART Muhammadiyah serta aturan-aturan lainnya yang berlaku dalam Persyarikatan sebagai landasan konstitusional, Kepribadian Muhammadiyah, Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan prinsip-prinsip ideal lainnya dalam Muhammadiyah.

Sumber :
M.Abdul Halim Sani, Manifesto Gerakan Intelektual Profetik,2011,Yogyakarta : Samudra Biru
Comments
0 Comments

0 comments:

Posting Komentar

 

KataKita Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos