Barangkali melihat
orang lain melalui sudut pandang yang berbeda adalah hal yang paling membuat
kita merasa wajar bahwa perbedaan itu adalah pilihan. Enggak boleh ada yang
memaksakan kehendaknya sendiri-sendiri. Sekalipun dengan iming-iming kebaikan.
Pagi tadi seseorang menghampiriku lalu berkata bahwa diamku membuatnya merasa bahwa aku aneh. Dia bilang “ kamu kayak ibu kartini aja diam terus, menyendiri dan tiba-tiba nulis sesuatu”. Ini hanya bahasa yang diperhalus, realitanya enggak kayak gini. Ya, barangkali iya merasa aku adalah makhluk aneh yang datang dari antariksa atau entahlah.
Terserahlah bagaimana cara mereka memandangku seperti apa. Aku memang tukang ngayal, enggak realistis kayak mereka. Tapi itulah bagian dari diri seorang aku. Berbahagialah, toh Tuhan yang Maha Mendengar itu tidak akan perduli bagaimana cara kita menyampaikan keluh dan kesah. Tidak seperti manusia yang akan merutuk, saat seseorang yang dikenalinya hanya diam saat merasa sedih ataupun marah. Dan sesungguhnya mereka ada dalam kesesatan yang nyata.